Ringkasan.
Percobaan ini dilakukan di rumah kaca laboratorium lapang Agronomi IPB di Darmaga dari bulan Januari sampai Juli 1987. Percobaan I ditujukan untuk mempelajari sejauh mana pupuk kandang kotoran ayam dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman kelapa hibrida Khina-l dan Khina-2 yang ditanam pada tanah salin. Percobaan II ditujukan untuk mempelajari sejah mana pemberian kombinasi pupuk nitrogen dan pupuk kandang kotoran ayam dapat memperbaiki pertumbuhan kelapa hibrida Khine-2 pada tanah salin. Kedua percobaan dilakukan dengan Rancangan
Faktorial dan setiap satuan percobaan diulang empat kali. Perlakuan yang diberikan pada Percobaan I ialah varietas Khina-l dan Khina-2 serta lima taraf pupuk kandang kotoran ayam (0; 16.7; 33.3; 50 dan 66.7%), sedangkan pada percobaan II perlakuan yang diberikan yai tu empat taraf pupuk nitrogen (0; 14,7;29,4 dan 58.8 g/bibit) dan empat taraf pupuk kandang (0; 16.7; 33.3 dan 50.0 %).
Tanaman kelapa hibrida Khina-2 lebih tinggi dan lebih banyak daumya dari pada Khina-l terutama pada saat 12 minggu setelah tanam. Perlakuan 16.7%' pupuk kandang cenderung mempertinggi bibit kelapa hibrida.
Taraf pupuk kandang kotoran ayam 33.3% mengakibatkan bobot kering total Khina-l maksimal, sedangkan Khina-2 akan mempunyai bobot kering maksimal pada tarafpupuk kandang 16.7%.
Dosis pupuk nitrogen mempengaruhi jumlah daun bibit kelapa hibrida Khina-l pada saat 16 dan 0 minggu setelah tanam.,Pemupukan nitrogen dosis tinggi tidak hanya menurunkan jumlah daun, tetapi juga menurunkan bobot kering akar, batang dan daun, tetapi juga menurunkan bobot kering akar, batang dan daun.
Taraf pupuk kandang 16.7% cenderung memperberat bobot kering akar batang dan daun. Tidak ada interaksi antara perlakuan taraf pupuk kandang dan nitrogen pertumbuhan bibit kelapa.
PENDAHULUAN
Kelapa merupakan komoditi sosial yang penting. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (1986) jauh di bawah nilai ekspor delapan komoditi perkebunanl ainnya. Rendahnya ekspor kelapa disebabkan oleh meningkatnya konsumsi dalam negeri yang tidak seimbang dengan peningkatan produksi, pemeliharaan yang tidak teratur, sebagian besar tanaman kelapa telah berumur lebih dari 50 tahun dan tidak digunakan bibit unggul untuk peremajaan (Djisbar, 1977), untuk keperluan rehabilitasi dan peremajaan, disarankan penggunaan kelapa hibrida •
Penggunaan kelapa hibrida memiliki keunggulan berbuah banyak dalam waktu yang lebih singkat (Bari dan Mansjur, 1977). Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki rawa dan lahan yang berkadar garam tinggi (salin). Lahan salin terjadi sebagai akibat adanya intrusi air laut dan pemupukan yang berat (Match, et. 01., 1986). Pada lahan salin tanaman akan kekurangan berbagai hara sebagai akibat adayna hubungan antagonis dalam penyerapan hara dan tanaman sulit menyerap air (Maeda. 1972). Defisit air akan menghambat proses fisiologis dan. Menyebabkan kelayuan pada tanaman (Maas, et. 01., 1972; Shimose, 1973).
Toleransi tanaman terhadap salinitas tergantung pada jenis dan tingkat pertumbuhan. Tanaman kelapa masih tahan pada tingkat konsentrasi 0.6%. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang pertumbuhan tanaman kelapa yaitu kesuburan
tanah. Bahan organik yang diberikan pada tanah berat akan memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi dan aerasi tanah, sedangkan pemberian pada tanah ringan akan memperbaiki daya retensi air (Tarigans, 1985).
Kotoran Ayam
Kotoran ayam dapat menyumbangkan unsur hara yang diperlukan tanaman, seperti N, P, K, dan beberapa unsur hara mikro berupa Fe, Zn dan Mo (Sutedjo, 1978). Selanjutnya dikatakan bahwa kotoran ayam mempunyai nilai hara (terutama N dan P) yang tinggi, serta kadar air dan nisbah C/N yang rendah. Kelembaban dan nisbah C/N yang rendah akan mempercepat mineralisasi dan mempersempit depresi nitrat di dalam tanah, sehingga ketersediaan unsur hara yang diperoleh dari kotoran ayam menjadi lebih cepat. Menurut Oltjen dan Dinius (1976), kotoran ayam mengandung 9.90 persen N, 8.60 persen Ca, 3.52 persen P, 2.30 persen K, 0.78 persen Mg, 0.13 persen Fe dan dalam jumlah kecil unsur Mn, Zn, Mo dan Co.
Selanjutnya dilaporkan bahwa 63 sampai 87 persen dari N dalam kotoran ayam berasal dari asam urat. Asam urat tersebut mudah terdekomposisi menjadi Urea dan Amonia jika bahan dalam keadaan basah. Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana pupuk kandang kotoran ayam dapat memperbaiki lahan salin.
BAHAN DAN METODA (0n request)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu harian rata-rata selama percobaan yaitu 29.4°C, dengan suhu minimal 24.6°C dan suhu maksimal 34.2°C. Hal tersebut masih sesuai dengan kisaran suhu yang dikehendaki yaitu antara 21°C sampai.34°C. Untuk mempertahankan suhu ruang supaya tidak melebihi batas kritis (34°C), dilakukan penyiraman lantai rumah
kaca pada pagi dan siang hari. Secara fisik maupun kimia, terjadi perbedaanstatus yang jelas antara taraf-taraf campuran pupuk kandang dan tanah beragam. Reaksi tanah (pH) bergeser dari status netral (pH H20 7~2), pada media tanpa pupuk kandang, menjadi agak alkalin (pH H20 8.0) pada media A3 (50% pupuk Kandang).
Meskipun dernikian, perubahan pH H20 dari 7.2 pada media Ao menjadi 8.0 pada media A3 masih di dalam selang optimal untuk pertumbuhan kelapa yaitu antara 5.2 sampai 8.0. Peningkatan pH akibat pemberian kotoran ayam disebabkan oleh karena pada saat pembusukan terjadi pembebasan kation-kation. Menurut Soepardi (1983) tanah-tanah yang mengandung kation lebih banyak akan memiliki pH lebih tinggi.
Nitrogen dan C-organik meningkat dengan bertambahnya kotoran ayam karena kotoran ayam mengandung karbon dan nitrogen masing-masing 16.93% dan12.10%. Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah, kandungan unsur tersebut pada berbagai media sangat tinggi. Sebaliknya, pada media tanpa pupuk kandang kandungan C-organik dan nitrogen tergolong rendah yaitu masing-masing1.45% dan 0.10%. Pemberian pupuk kandang sebesar 2 kg per 12 kg media (16.6%) meningkatkan status nitrogen dari rendah menjadi tinggi (0.65%) dan sangat tinggi (1.24%) jika pupuk kandang ditingkatkan sampai 6 kg per 12 kg media (50.00%).
Kandungan C-organik menjadi sangat tinggi (6.88%) pada media Al (16.67%) dan kadar C-organik semakin meningkat jika kotoran ayam ditingkatkan sampai 6 kg per 12 kg media (50.55%) yaitu 13.69%.
Hasil analisis media menunjukkan bahwa kotoran ayam mampu menyumbangkan 2.22% fosfor. Penambahan kotoran ayam ke dalam media meningkatkan ketersediaan fosfor, sehingga status P-tersedia bergeser dari sedang (22.70 ppm-, pada media tanpa kotoran ayam, menjadi sangat tinggi; baik pada media 16.67% kotoran ayam (49.50 ppm), 33.33% pupuk kandang (49.10 ppm), maupun 50.00% kotoran ayam (46.20 ppm).
Status basa-basa dapat dipertukarkan di dalam media tanah bergaram (tanpa kotoran ayam) sangat tinggi yaitu kalium (1.33 me/lOO g tanah), kaisium (29.79 me/lOO g tanah), dan magnesium (18.06 me/lOO tanah)
Penambahan kotoran ayam sampai 4 kg per 12 kg media (33.33%) semakin mehingkatkan ketersediaan kalium, natrium, kalsium dan magnesium yaitu berturut-turut 7.27, 6.37, 66.07 dan 30.24 me/IOO g tanah. Kalium, natrium, kalsium dan magnesium cenderung menurun jika kotoran ayam ditingkatkan sampai 50.00% yaitu berturut-turut 7.07,4.57,33.30 dan 13.54 me/lOO g tanah. Kapasitas tukar kation (KTK) pada semua media tergolong tinggi, antara 25 sampai 40 me/IOO g tanah, dengan kecenderungan yang sarna dengan jumlah basa-basa dapat dipertukarkan.
Ratio antara basa basa yang dapat dipertukarkan dengan KTK memberi petunjuk bahwa basa-basa ada dalam keadaan sangat jenuh (100%).
Dilihat dari daya hantar listrik (DHL) larutan tanah pada saat 20 MST, media kontrol (6.75 mmhos/cm) tergolong sedang; sedangkan media 33.33% kotoran ayam (12.25 mmhos/cm), media 33.33% kotoran ayam (9.13 mmhos/cm) dan media 50.00% kotoran ayam (11.75 mmhos/cm) tergolong tinggi.
Kondisi tajuk kelapa hibrida yang terbaik terjadi pada . tanaman yang ditanam di media 16.7% kotoran ayam. Pada media tersebut kadar nitrogen, fosfor dan kation mendukung pertumbuhan tanaman. Pemberian kotoran ayam lebih dari 16.7% mengakibatkan hara yang terdapat di dalam media dalam keadaan berlebihan,dan terjadi peningkatan daya hantar listrik. Soepardi (1983) mengatakan bahwa penambahan kotoran ayam secara berlebihan akan mengakibatkan kondisi tanah menjadi anaerob. Perlakuan kotoran ayam tidak mempengaruhi bobot kering akar batang dan daun, kecuali perlakuan 23.3%. Perlakuan tersebut menurunkan bobot kering akar 31.5%
Pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa Khina-2 lebih baik daripada Khina-l .•
Persamaan Khina-2 dan Khina-l adalah tetua betinanya Genjah Kuning Nias, perbedaannya tetua jantan Khina-l adalah Kelapa Dalam Tenga, sedangkan tetua Jantan Khina-2 Kelapa Dalam Bali. Dalam keadaan tanpa cekaman (stress) pertumbuhan
Khina-l lebih baik daripada Khina-2 (Djlsbar dan Luntungan, 1978).
KESIMPULAN DAN SARAN
Pupuk kandang kotoran ayam pada taraf yang rendah dapat memperbaiki tanah salin. Pada percobaan ini media yang mengandung 16.7% pupuk kandangan kotoran ayam memberikan kondisi yang terbaik bagi pertumbuhan kelapa hibrida.
Penambahan nitrogen pada tanah salin yang telah diberi pupuk kandang tidak memperbaiki pertumbuhan tanaman kelapa hibrida. Perlu diteliti lebih jauh penggunaan kotoran ayam dengan dosis yang lebih rendah dan penggunaan pupuk kandang lainnya.
Daftar Pustaka (on request)
Edit: Desember 2010
Pupuk Organik Berkualitas, dibuat dari Kotoran Ayam.
Distributor:
CV Gracia Perdana Lestari
Jl. Berlian 24
Pondok Permata Suci - Gresik
Telp. 031-3958824
Fax. 031-3958054
Marketing: 0812 493 11999